Tuesday, 29 November 2011

Penjualan Blackberry yang Ricuh

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan segera bertemu pabrikan BlackBerry, Research in Motion (RIM), salah satunya untuk mengklarifikasi peristiwa ricuh penjualan BlackBerry diskon akhir pekan lalu.
"Dalam satu pekan ini kami memang sudah ada agenda untuk bertemu dengan RIM, salah satunya akan meminta klarifikasi RIM soal penjualan BlackBerry yang ricuh," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemkominfo, Gatot S Dewa Broto, di Jakarta, Selasa.

Agenda pertemuan itu, kata Gatot, sudah dijadwalkan jauh hari sebelum terjadinya kericuhan penjualan ponsel pintar keluaran Kanada itu. Namun, lantaran terjadi peristiwa itu, pihaknya juga sekaligus akan meminta klarifikasi dari RIM soal penjualan BlackBerry setengah harga akhir pekan lalu itu.

"Kami hanya meminta klarifikasi bagaimana cerita itu bisa terjadi karena kami sebagai regulator, kalau yang berhak memberikan tindakan adalah aparat penegak hukum, bukan kami," katanya.

Pihaknya hanya akan meminta RIM menjelaskan terjadinya peristiwa itu agar ke depan bisa menjadi pelajaran bagi operator lain dan tidak menjadi preseden buruk bagi dunia telekomunikasi di Indonesia.

Gatot sendiri menyatakan prihatin atas kejadian tersebut, dan ia meminta RIM agar tidak sembarangan menggarap pasar Indonesia yang dinilainya sebagai "captive and potential market". "Kami prihatin ya, sebagai regulator kami berharap jangan mentang-mentang pasarnya captive kemudian menjadi sembarangan," katanya.

Pertemuan dengan RIM pada dasarnya mengagendakan sejumlah hal yang menjadi kewajiban perusahaan asal Kanada itu kepada Indonesia. Meskipun Gatot juga akan mengklarifikasikan penjualan perdana BlackBerry Bellagio yang akhirnya ricuh dan menelan korban luka hingga 90 orang.

Akhir pekan lalu, acara penjualan BlackBerry seri 9790 yang didiskon setengah harga diserbu ribuan peminat sehingga penyelenggara kewalahan dan tidak mampu menguasai keadaan.

Kericuhan kemudian terjadi sehingga aparat keamanan menghentikan acara tersebut setelah sebanyak 90 orang terluka akibat berdesak-desakan.

Redaktur: taufik rachman
Sumber: antara

featured-content