Dia bermain biola dgn diiringi orkestra penuh, tiba-tiba salah satu senar biolanya putus.
Keringat dingin mulai membasahi dahinya, tapi dia meneruskan memainkan lagunya.
Kejadian yang sangat mengejutkan senar biolanya yang lain pun putus satu persatu hanya meninggalkan 1... senar, tapi dia tetap main.
Ketika para penonton melihat dia hanya memiliki satu senar dan tetap bermain, mereka berdiri dan berteriak,
"Hebat… Hebat… Hebat…"
Setelah tepuk tangan riuh memujanya, Paganini menyuruh mereka untuk duduk.
Mereka menyadari tak mungkin dia dapat bermain dengan 1 senar.
Paganini memberi hormat pada para penonton dan memberi isyarat pada dirigen orkestra untuk meneruskan bagian akhir dari lagunya itu.
Dengan mata berbinar dia berteriak,
"Paganini dgn 1 senar…"
Dia menaruh biolanya di dagunya dan memulai memainkan bagian akhir dari lagunya tersebut dengan indahnya.
Penonton sangat terkejut dan kagum pada kejadian ini
Kita seringkali mencurahkan terlalu banyak waktu mengkonsentrasikan pada senar kita yang putus dan segala sesuatu yang kita tak dapat ubah.
Apakah kita masih memikirkan senar² kita yang putus dalam hidup ini?
Apakah senar terakhir nadanya tidak indah lagi?
Jika demikian, saya anjurkan:
JANGAN MELIHAT KE BELAKANG, MAJULAH TERUS, mainkan senar satu-satunya itu dalam hidupmu,,, mainkanlah itu dengan indahnya. Jangan putus asa.....
Sumber : SL-Books